Saturday, October 3, 2015

Beranda | Kebun Natural? Washed? Honey Processed?

Apakah Anda pernah menemui kata-kata di atas dan bingung dengan maksudnya? Jika iya, itulah yang juga awalnya terjadi pada saya. Istilah-istilah tersebut merujuk pada proses pengolahan kopi yang berbeda-beda. Artikel ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai proses pascapanen kopi, metode-metode pengolahannya, dan apa pengaruhnya terhadap karakteristik hasil pengolahan tersebut. 

Berbicara mengenai produksi biji kopi, ada mata rantai yang saling terhubung mulai sejak penanaman sampai menghasilkan green bean yang siap disangrai. Secara umum, berikut adalah tahapan-tahapannya:

Pemanenan (picking)—pada tahap ini, buah kopi dipanen, baik menggunakan tangan maupun dengan bantuan mesin. Ketika masanya tiba, pemanenan dapat dilakukan sekaligus maupun secara selektif. Hanya buah kopi yang telah matang yang dipetik satu per satu menggunakan tangan. Setiap 8-10 hari tanaman kopi diperiksa kembali untuk dipetik buahnya yang berada di tingkat kematangan puncak. 

Pengolahan (processing)—setelah dipanen, kopi harus diproses sesegera mungkin untuk menghindari pembusukan. Secara umum, proses pengolahan ini terbagi menjadi proses kering (dry-process), basah (wet process), dan semi-kering (semi-dry process). 

Pengeringan (drying)—tahap pengeringan ini harus dilakukan dengan pas agar terjadi secara merata tanpa merusak biji kopi sehingga memengaruhi profil rasanya secara negatif. Idealnya kadar air biji kopi setelah pengeringan ada di kisaran 10-12%. 

Penggilingan (milling)—yang dimaksud dengan penggilingan di sini bukanlah penggilingan biji menjadi bubuk kopi (grinding), melainkan pembersihan biji kopi lebih lanjut dari lapisan kulit dan sisa-sisa buahnya yang masih menempel untuk kemudian dilakukan penyortiran. Di tahap ini pulalah proses grading dilakukan untuk mengklasifikasikan biji kopi ke dalam berbagai kategori berdasarkan kualitasnya. 

Ada berbagai faktor yang memengaruhi profil rasa kopi, misalnya terroir yang ditentukan oleh kondisi geografis, geologis, dan iklim lokasi penanaman. Di samping itu, pemilihan proses pengolahan di atas juga memiliki pengaruh rasa yang signifikan. Mari kita tinjau masing-masing proses pengolahan ini. 

Proses Kering
Metode dry ini disebutjuga proses natural atau unwashed. Secara sederhana, inti dari proses ini adalah pengeringan buah kopi secara utuh dengan biji di dalamnya—seperti mengeringkan anggur menjadi kismis—dengan menjemurnya di bawah sinar matahari. Proses ini memungkinkan terjadinya fermentasi secara alami yang membentuk profil rasa akhir kopi. Dalam metode ini, biji kopi mulai dipisahkan dari buah dan kulitnya yang sudah mengering pada tahap selanjutnya, yaitu penggilingan. 

Karakteristik hasil proses: smooth, body yang berat, tingkat acidity rendah, dengan rasa berry yang tajam. 

Proses Basah
Metode wet ini disebut juga proses washed. Proses ini melibatkan pencucian buah kopi sekaligus pemisahan biji dari buahnya dengan bantuan mesin. Sampai di sini, relatif masih banyak daging buah (pulp) yang melekat dan biji kopi masih dilapisi oleh lendir (mucilage). Pembersihan lebih lanjut dapat dilakukan dengan 2 cara: 

Metode ferment-and-wash: proses ini memanfaatkan fermentasi oleh mikroba yang memecah selulosa daging buah kopi serta memecah senyawa gula yang membentuk lendir yang melapisi biji kopi. Setelah proses fermentasi selesai, biji kopi kemudian dicuci hingga bersih. 

Dengan bantuan mesin (machine-assisted wet processing): disebut juga aqua pulping atau mechanical demucilaging, proses ini menghilangkan sisa daging buah dan lapisan lendir yang menempel di biji kopi dengan penyikatan secaramekanis, tanpa bantuan fermentasi.
Setelah terpisah dari buahnya, dan yang tersisa hanya kulit ari (silver skin) dan kulit tanduk (parchment) yang melapisi biji kopi, pemrosesan dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya, yakni pengeringan. 

Karakteristik hasil proses: seimbang (balanced), bersih (clean), dan cemerlang (bright/vibrant), dengan esens fruity yang lembut. 

Proses Semi-Kering
Metode semi-dry ini dikenal juga dengan proses semi-washed, honey, atau pulped natural. Proses ini merupakan versi hybrid dari proses kering dan basah yang umum digunakan di Brazil dan Indonesia. Seperti pada tahap awal proses basah, biji kopi dipisahkan dari buahnya menggunakan alat, namun biji kopi yang masih diselimuti oleh lapisan lendir ini tidak dibersihkan lagi, melainkan langsung dijemur untuk dikeringkan sampai akhirnya lendirnya pun mengering. Corak merah-coklat akan memberi aksen seakan-akan biji kopi yang diproses dengan metode semi-kering dilapisi oleh karamel. 

Proses giling basah Indonesia yang disebut juga wet hulled dapat dikategorikan ke dalam metode semi-kering ini pula. Pada teknik giling basah, biji kopi dipisahkan dari buahnya secara mekanis menggunakan alat tradisional yang diputar dengan tangan, kemudian biji kopi yang masih dilapisi lendir ini bisa disimpan sampai 1 hari lamanya dan mengalami fermentasi, lalu dicuci dengan tangan. Karena proses fermentasi yang singkat dan pencucian yang seringkali hanya 1 kali, biji kopi tidak sepenuhnya bersih dari lendir, menghasilkan kopi semi-washed. 

Setelah dicuci, biji kopi kemudian dikeringkan. Namun, tidak seperti keadaan normal, pengeringan dilakukan hanya sampai kadar air turun menjadi 30-35%, lalu biji kopi digiling (untuk mengupas kulit tanduknya), baru kemudian dijemur untuk dikeringkan lebih lanjut sampai kadar airnya turun ke 10-12% seperti biasa. Proses spesifik inilah yang menghasilkan profil rasa khas kopi Sumatera. 

Karakteristik hasil proses: sweetness yang intens, body yang tinggi, earthy, denga nacidity yang bulat. 

Kira-kira demikianlah proses-proses pengolahan kopi yang ada. Terkadang Anda juga akan menemui penggunaan kombinasi dari metode-metode pengolahan di atas, misalnya pada proses double-washed, atau proses full-washed yang diakhiri giling basah. Seperti yang sudah disinggung di awal tadi, proses pengolahan yang berbeda akan menghasilkan perbedaan profil rasa akhir kopinya pula. Jadi, bila pilihannya tersedia, perhatikan proses pengolahannya ketika berbelanja biji kopi di roaster favorit, untuk menambah dimensi eksplorasi dalam petualangan rasa di cangkir kopi Anda. 

Semoga bermanfaat
Salam

Penulis Arief Maulana Rahman - Oct 7, 2014

No comments:

Post a Comment